Monday, February 7, 2011

Yang tak Pernah Berubah

Sudah lebih 3 bulan hari itu berlalu.
Hari yang masih sangat terekam jelas dalam pikiranku, Sabtu 16 Oktober 2010.
Mulai saat itu, pacarku harus sedikit terbatasi ruang geraknya, aktifitasnya, dan harus kembali belajar berjalan, bahkan belajar untuk sekedar duduk.
Yaa. .kecelakaan itu tepat merobohkan sebagian kecil susunan tulang belakangnya, namun berpengaruh besar terhadap kebebasannya untuk menjalani aktifitas.

Aku tau dan sangat yakin, dia pasti sembuh dan kembali pulih seperti sedia kala. Melihatnya kembali berlari, mengejar bola, menciptakan gol-gol yang mampu mengguratkan cahaya terang di wajahnya. Mewujudkan harapan pertamanya saat dia sembuh:
Kalo aku udah sembuh, orang pertama yang mau aku ajak olahraga adalah sayang.
Sambil tersenyum indah dia merangkulku erat, seakan begitu besar inginnya tuk bermain bersamaku dengan raket yang telah lama hanya tergantung di kamarnya.

Dan ini adalah harapanku, sayang. .
Aku pengen digendong, kayak waktu kita jalan di tepi pantai.

Lalu. .
Apa yang harus aku lakukan sayang? Saat kau berjalan gontai menghampiriku siang kemarin di sebuah ruang tunggu rumah sakit.
Membawa hasil yang mungkin sangat diluar dugaan.

Sayang. .
Kau tetap yang terindah dalam perjalanan ini.
Aku melihatmu, bukan fisikmu.
Aku mencintaimu, bukan ragamu.
Aku mengagumimu, bukan sekedar penampilanmu.
Kau masih tampak gagah seperti dulu, tanpa sedikitpun itu berubah.



Sayang lihatlah. .
Kita masih bisa berjalan berdua, pergi kemana kita mampu jangkaui,
kita bahkan masih bisa bermain di pantai, berjalan menyusuri kota lama,

semua hanya denganmu...

Kau tetap menjadi yang terindah dalam langkahku

2 comments: